Senin, 05 Januari 2015

JANGAN MENCINTAIKU, JANGAN MENCINTAIKU!

Aku terlahir dari keluarga bahagia, ayahku seorang dosen di sebuah univesitas di kota Samarinda, tempat kami tinggal kini. Aku sudah berhasil mnyelesaikan program magisterku dengan baik, tanpa ada rintangan yang teramat sulit ku lewati.Kini aku bekerja di sebuah bank swasta dengan jabatan penting sebagai manager operational. Umurku sekarang sudah hampir memasuki 33 tahun, dan aku telah memiliki seorang putra dari adopsi melalui sebuah panti asuhan. Putraku kini sudah memasuki sekolah taman kanak - kanak dan kami tinggal berdua dirumah yang ku beli sendiri.Aku mungkin bukan seorang wanita sholehah, tapi aku sudah memutuskan menggunakan jilbab sejak aku memasuki bangku kuliah. "bunda, ada telpon... ". seru Petra, putraku semata wayang yang amat ku syangi. "dari siapa sayang?" tanyaku sambil meraih telpon genggam yang ia ulurkan padaku. Ku buka mukena yang baru ku kenakan. "nggak tau... " jawabnya menggeleng, kuraih tubuhnya dan ku dudukkan dia datas pangkuanku. "ya, assalamualaikum" kataku membuka pembicaraan dalam telpon "waalaikumsalam, Tiyas". jawabanya. " maaf ini siapa?". tanyaku agak penasaran. "ini aku, Fathur." jawabnya singkat Aku tertegun, hatiku seperti bergemuruh mendengar nama itu. Ia adalah laki - laki bersahaja dan sederhana yamg ku kenal sebulan lalu. "oh, darimana kau tau nomor telponku?" jawabku ketus.